Dahulu kala hiduplah seorang pemilik
pabrik yang memiliki sebuah penggilingan, ia tidak memiliki anak dan
istri, hanya tiga orang pembantu yang telah bekerja untuknya selama
bertahun-tahun. Suatu hari ia berkata kepada ketiga pembantunya bahwa ia
akan memberikan pabriknya kepada siapapun yang berhasil membawakan kuda
terbaik. Dari ketiga pembantunya itu yang termuda
bernama Hans. Ia adalah seorang pekerja keras sementara dua orang
lainnya menganggap pemuda itu bodoh. Hans ternyata ingin ikut juga dalam
pencarian itu.
Akhirnya mereka bertiga mulai mengembara bersama-sama.
Ketika sampai di desa tetangga, kedua orang itu bertanya kepada Hans
mengapa tidak tinggal saja, tetapi ia ingin tetap ikut mengembara.
Mereka pun kemudian melanjutkan perjalanan.
Malamnya ketika mereka tiba di sebuah
gua, kedua pembantu itu menunggu Hans tidur kemudian mereka
meninggalkannya diam-diam. Keesokan harinya Hans terbangun sendirian. Ia
mencoba terus mencari kuda dalam kebingungannya. Tiba-tiba ia melihat
seekor kucing yang menyapanya ramah. Kucing itu tahu tujuan Hans dan
mengatakan dapat memberikan kuda yang terbaik asalkan pemuda itu
bersedia melayani kucing dan keluarganya selama tujuh tahun. Hans pun
menyetujui tawaran itu.
Kini Hans berada di istana kucing untuk
bekerja melayani keluarga kucing itu dengan setia. Setiap hari ia
mendapatkan kapak merah dan jahitan serta bertugas memotong kayu. Selama
hidup di istana itu ia selalu makan enak dan tidak pernah melihat
makhluk yang lain selain kucing. Ketika tujuh tahun hampir berlalu,
kucing itu memerintahkannya untuk membuat sebuah rumah kecil dari perak.
Setelah selesai Hans menagih janjinya untuk mendapatkan seekor kuda,
kucing itu membuka pintu rumah kecil itu dan berdirilah dua belas ekor
kuda yang sangat bagus. Begitu tegap dan bersih. Hans sangat girang.
Kucing itu memberikan Hans makanan dan
minuman serta menyuruhnya pulang lebih dulu. Kuda itu akan datang tiga
hari kemudian. Pemuda itu pun berjalan pulang ke pabrik tempatnya dulu
bekerja. Ia tidak diberi baju baru tetapi harus mengenakan pakaian yang
dulu dipakainya ketika datang ke istana kucing. Pakaian itu begitu lapuk
dan terlalu kecil.
Setibanya di pabrik dua orang kawannya
telah datang dengan membawa kudanya masing-masing. Tetapi kuda yang satu
buta sedangkan yang lain lumpuh. Ketika Hans ditanya di mana kudanya,
pemuda itu menjawab dalam tiga hari akan datang. Tentu saja hal itu
membuat mereka menertawakannya. Karena Hans terlalu kumal, pemilik
pabrik melarangnya untuk masuk. Hans hanya diijinkan tinggal di rumah
angsa dan berbaring di atas jerami.
Setelah tiga hari berlalu, datang sebuah
kereta yang ditarik oleh enam ekor kuda yang gagah. Seorang pelayan
membawa kuda ketujuh yang menjadi milik Hans. Seorang putri cantik
keluar dari kereta. Putri itu adalah kucing yang dulu dilayani dengan
setiaoleh Hans selama tujuh tahun. Putri cantik itu menanyakan Hans dan
meminta pemuda itu datang menemuinya. Seorang pelayan membawakan baju
yang indah dan membersihkan pemuda itu. Kini Hans tampak lebih begit
gagah dan tampan. Putri juga menyuruh pelayannya membawakan kuda Hans
yang sangat bagus sehingga Sang Pemilik Pabrik pun menyatakan bahwa
pabrik itu kini milik Hans.
Putri cantik itu lalu mengatakan bahwa
kuda dan pabrik dapat tetap dimiliki Sang Pemilik Pabrik karena ia akan
membawa Hans yang setia itu ke rumah kecil yang dibangunnya dulu dari
perak. Rumah itu kini menjadi istana yang indah, dan segala sesuatunya
terbuatdari emas dan perak. Hans kemudian menikah dengan putri cantik
itu dan hidup bahagia dengan kekayaan yang begitu melimpah hingga akhir
hayatnya. Jadi jangan pernah berkata jika orang bodoh tidak mendapatkan
bagian apa-apa di dunia ini.